Lintas Info Terpenting – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) melaporkan bahwa pertumbuhan kredit pada Juni 2024 mencapai 11,7 persen secara tahunan, meningkat menjadi Rp727 triliun. Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini. Ia menyebutkan bahwa pertumbuhan ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kuartal pertama yang tercatat sebesar 9,6 persen tahun ke tahun.
Novita menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit didorong oleh segmen-segmen dengan risiko rendah. Seperti korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta kredit konsumer dan perusahaan anak. Kredit di segmen korporasi mengalami pertumbuhan sebesar 18,7 persen secara tahunan, mencapai Rp403,1 triliun. Pertumbuhan ini terutama berasal dari korporasi blue chip. Sementara itu, kredit konsumer tumbuh sebesar 15,1 persen tahunan, menjadi Rp132,7 triliun, didorong oleh kenaikan pada personal loan dan kredit pemilikan rumah.
Baca Juga : Mercedes-Maybach SL 680 Monogram Series: Perpaduan Mewah dan Sporty
Pertumbuhan kredit yang signifikan ini terjadi di tengah pelaksanaan relaksasi giro wajib minimum (GWM) yang diberikan oleh Bank Indonesia. Relaksasi GWM ini bertujuan untuk memberikan tambahan likuiditas guna mendukung penyaluran kredit dan memperbaiki struktur dana pihak ketiga (DPK) BNI. Langkah ini melibatkan pengurangan porsi dana institusi dalam giro dan deposito, serta peningkatan penggunaan deposito retail atau perorangan yang lebih efisien dalam hal bunga.
Hasil dari kebijakan ini terlihat pada total DPK BNI yang mengalami pertumbuhan 1 persen secara tahunan pada semester I 2024. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan tabungan sebesar 4,3 persen tahunan dan giro sebesar 1,1 persen tahunan, sementara deposito mengalami penurunan sebesar 2,6 persen tahunan. Peningkatan rasio dana murah atau CASA terhadap DPK menjadi 70,7 persen, dibandingkan dengan 69,6 persen pada tahun lalu. Langkah ini juga menghasilkan efisiensi dalam biaya dana, dengan cost of fund (CoF) pada kuartal II 2024 tercatat sebesar 2,72 persen, membaik sebesar 7 basis poin dari kuartal sebelumnya.
Dengan akselerasi kredit pada segmen-segmen yang berisiko rendah, kualitas aset BNI menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari penurunan rasio non-performing loan (NPL) yang mencapai 2 persen per Juni 2024, membaik dibandingkan dengan 2,5 persen pada Juni tahun lalu. Rasio loan at risk (LaR) juga membaik menjadi 12,3 persen dari sebelumnya 16,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Simak Juga : Menjelang Pengumuman BI Rate, Rupiah Terdepresiasi