Lintas Info Terpenting – Diabetes Melitus (DM) adalah kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan dan menjadi salah satu penyebab utama kematian global. Prevalensi penyakit ini terus meningkat, termasuk kasus diabetes pada anak-anak. DM ditandai oleh gejala utama seperti sering makan (polifagi), sering minum (polidipsi), dan sering buang air kecil (poliuri). Gejala ini muncul akibat ketidakmampuan pankreas memproduksi cukup insulin, hormon penting untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Tanpa insulin yang memadai, glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh dan tetap berada di darah, menyebabkan hiperglikemia.
Faktor risiko Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua kategori: yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan. Pola makan yang kaya gula dan lemak serta rendah serat, ditambah kurangnya aktivitas fisik, dapat menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe-2.
Baca juga : 5 Tips Jitu Agar Tidak Selalu Merasa Lapar Meskipun Sudah Makan Banyak
Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Usia tua cenderung meningkatkan risiko Diabetes Melitus karena penurunan fungsi pankreas dan sensitivitas insulin seiring bertambahnya usia. Jenis kelamin juga mempengaruhi risiko, dengan perbedaan berdasarkan distribusi lemak tubuh dan hormon. Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus menandakan adanya komponen genetik dalam penyakit ini.
Pada dekade terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam kasus Diabetes Melitus pada anak-anak, terutama diabetes tipe-1. Faktor penyebab DM tipe-1 meliputi genetik, lingkungan, dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Sebaliknya, Diabetes Melitus tipe-2 pada anak-anak lebih terkait dengan gaya hidup tidak sehat seperti obesitas. Anak-anak dengan DM tipe-2 mungkin menunjukkan gejala seperti sering makan, minum berlebihan, buang air kecil lebih sering, penurunan berat badan tiba-tiba, kelelahan, dan perubahan emosi. Komplikasi seperti dehidrasi, syok, dan bau napas berketon juga mungkin terjadi.
Pencegahan Diabetes Melitus , terutama yang disebabkan oleh obesitas, dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup sehat. Mengelola berat badan ideal, mengonsumsi buah dan sayur, menghindari minuman manis dan bersoda, serta berolahraga secara teratur adalah langkah-langkah pencegahan yang efektif. Mengurangi waktu penggunaan gadget juga dapat membantu meningkatkan aktivitas fisik anak-anak.
Pencegahan dan pengelolaan DM memerlukan perubahan gaya hidup serta dukungan dari berbagai profesional kesehatan. Orang tua dan pengasuh perlu diberi edukasi tentang pentingnya pengawasan kadar gula darah, pola makan sehat, dan aktivitas fisik. Dukungan dari dokter, ahli gizi, dan pelatih fisik dapat membantu anak-anak dengan Diabetes Melitus menjalani hidup sehat. Kontrol metabolik yang baik sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Pengobatan yang tepat dan pengawasan rutin terhadap kadar gula darah sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup penderita Diabetes Melitus .