Lintas Info Terpenting – Pada Jumat, 9 Agustus 2024, Australia dan Indonesia mengadakan rapat tatap muka pertama di bawah Nota Kesepahaman (MoU). Rapat tersebut mengenai kolaborasi dalam pengadaan kendaraan listrik (EV) di Canberra, Australia. Rapat ini dihadiri oleh Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesi, dan diwakili oleh Michelle Dowdell, Acting Deputy Secretary Resources and Strategy Group, Kementerian Industri, Sains, dan Sumber Daya Australia, serta Lauren Bain, First Assistant Secretary dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas perkembangan implementasi MoU mengenai kerjasama kendaraan listrik.
MoU yang ditandatangani pada tahun 2023 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Ad Interim Erick Thohir. Serta Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic, mencerminkan komitmen kedua negara untuk bekerja sama dalam beberapa bidang. Kerjasama ini meliputi pemetaan rantai pasokan kendaraan listrik, peningkatan tata kelola lingkungan dan sosial, serta penelitian ilmiah dan studi bersama. Selain itu, kedua negara juga berfokus pada pengembangan hubungan bisnis-ke-bisnis yang baru.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, menyatakan, “Australia dan Indonesia merupakan mitra dalam transisi energi bersih, dan kita memiliki kepentingan bersama dalam mengembangkan rantai pasokan energi bersih yang beragam. Saya senang kita sedang memajukan kolaborasi dalam perjanjian penting ini.” MoU ini dibangun berdasarkan kesepakatan antara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Presiden Indonesia Joko Widodo untuk memperkuat kerja sama dalam ekosistem kendaraan listrik.
Baca Juga : BMW X3 30L xDrive: Eksklusif untuk Pasar Cina
Pemerintah Australia telah mengalokasikan dana sebesar AUD 2 juta untuk mendanai penelitian proyek kendaraan listrik di bawah program KONEKSI. Fokus utama dari penelitian ini adalah dekarbonisasi transportasi dan daur ulang baterai. Sebelumnya, dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Albanese ke Jakarta pada Juni 2022, ia mengungkapkan komitmen untuk memperluas kerja sama dan persahabatan antara kedua negara. Albanese berharap Australia dan Indonesia dapat memperkuat hubungan mereka, termasuk dalam bidang perdagangan, infrastruktur, dan energi bersih.
Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga menjelaskan bahwa kedua negara bertekad untuk membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Serta melanjutkan dana infrastruktur serta iklim yang diusulkan pemerintah sebesar A$200 juta (sekitar Rp 2 triliun) untuk Indonesia. Komitmen ini mencerminkan upaya kedua negara untuk terus memperdalam kerja sama dalam berbagai sektor strategis.
Simak Juga : Astra Honda Motor (AHM), Mempersiapkan Kejutan Baru